Jadilah FIGURAN!

Setelah sejauh ini melangkah, saya telah berubah banyak. Setidaknya pola pikir yang ada di kepala. Ataupun cara berpakaian yang tampak lebih rapi. Tidak ada lagi 'diam-diam' memendam masalah, tidak juga ada jeans robek-robek buat keluar rumah.

Di perjalanan yang jauh ini, saya menemui banyak orang-orang hebat. Anehnya kebanyakan orang-orang sukses yang saya temui, mereka punya satu pandangan yang sama ketika saya tanyakan 'apa makna kesuksesan menurut mereka?'.

Mereka akan menjawab dengan lugas bahwa sukses adalah kebermanfaatan. Bukan tentang berapa banyak uang di saku celana, bukan tentang berapa banyak follower di instagram, bukan pula tentang berapa banyak buku yang kita tulis dibaca orang. Melainkan seberapa bermanfaat diri kita bagi orang lain. Dan, rasanya benar sekali. Jika hari ini kedua kaki kita masih sibuk berlari mengejar-ngejar mimpi, tanpa sibuk memperhatikan sekitar kita, rasanya keringat yang kita keluarkan hanyalah sia-sia.

Ini alasan kenapa saya selalu menganggap diri saya FIGURAN. Yah, seperti dalam sebuah film, keberadaan pemain figuran hanyalah untuk mendukung pemeran utama dalam mencapai tujuannya. Dan asal kalian tahu, menjadi figuran tidaklah mudah. Memberi kesempatan ke pemeran utama, dan meredam emosi diri sendiri bukanlah perkara gampang. 

Saya menganggap dunia ini adalah sebuah skenario film, dimana Tuhan adalah sutradaranya. Tugas saya sebagai figuran adalah mempengaruhi tokoh utama agar dia bisa mencapai tujuannya lebih cepat. Lalu siapa tokoh utamanya?

Pemeran utamanya adalah orang-orang di sekitar saya. Misalnya, sebagai seorang anak, Ibu saya adalah pemeran utama. Dan sebagai anak yang notabenenya pemain figuran, saya harus melakukan sesuatu agar ibu saya berhasil menjadi ibu yang baik. Setidaknya saya harus jadi anak yang baik.

Saya selalu menganggap diri saya figuran. Sebagai teman, saya harus jadi teman yang baik, agar teman saya bisa jadi pribadi yang baik. Inilah yang mungkin namanya kebermanfaatan.

Saya menikmati peran ini.